Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu intrakurikuler, proyek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler yang memerlukan penyesuaian dalam jam pelajaran yang ada untuk bisa memasukan intrakurikuler dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila. Begitu berbedanya antara kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013, yang awalnya lebih banyak kegiatan di dalam kelas dan terpaku pada materi atau sebatas teori saja. Namun, kini peserta didik diajak untuk keluar dan melihat situasi yang terjadi di kehidupan nyata, bukan sekedar terpaku pada teks atau buku. Oleh sebab itu, dibutuhkanlah ide-ide yang kreatif untuk membangkitkan cara belajar. Bukan semata-mata untuk meraih hasil yang baik, tetapi juga proses yang terjadi didalamnya. Dalam proses itu, tentu banyak sekali hambatan, rintangan, dan jatuh bangun. Itulah nila-nilai hidup yang dapat diperoleh dan dipetik, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi diharapkan mampu dibagikan dan diterapkan dalam kehidupan selanjutnya, sehingga ketika menghadapi rintangan dan hambatan berikutnya menjadi persoalan yang biasa atau sudah menjadi hal yang biasa.

Pendidikan intrakurikuler merupakan kegiatan utama sekolah/madrasah dengan menggunakan alokasi waktu yang sudah ditentukan. Sedangkan untuk proyek penguatan profil pelajar Pancasila, para peserta didik diajak untuk melihat lingkungan sekitar, menemukan masalah, dan memecahkan masalah tersebut, sesuai dengan kekreatifan sang anak. Peran dari guru adalah untuk mendampingi para siswa dalam melakukan suatu kegiatan atau sebagai tempat berkonsultasi. Sehingga guru tidak lagi terpaku pada teks atau panduan, namun dapat mengembangkan cara belajar dengan pengalaman-pengalaman empiris atau yang terjadi disekitar. 

Profil Pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil Pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Secara lebih mendetail, karakter Pelajar Pancasila dijabarkan dalam Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari 6 dimensi (berdasarkan Buku Panduan dan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (2021), sebagai berikut:

Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia: 

Akhlak Pribadi. Dalam elemen ini peserta didik mampu menunjukkan ataupun memiliki 1) Integritas (sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dalam relasi dengan orang lain), 2) Merawat diri secara fisik, mental, dan spiritual.

Akhlak kepada manusia. Dalam elemen ini peserta didik mampu menunjukkan 1) Mengutamakan persamaan dengan orang lain dan menghargai perbedaan, 2) Berempati kepada orang lain.

Akhlak kepada Alam. Dalam elemen ini peserta didik mampu menunjukkan 1) Menjaga lingkungan, 2) Memahami keterhubungan ekosistem bumi.

Akhlak bernegara. Dalam elemen ini peserta didik mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

Berkebinekaan Global. Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Berkebinekaan Global:

Mengenal dan menghargai budaya. Dalam elemen ini peserta didik mampu 1) Mendalami budaya dan identitas budaya, 2) Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan, serta praktiknya, 3) menumbuhkan rasa menghormati terhadap keaneka ragaman budaya.

Komunikasi dan interaksi antar budaya. Dalam elemen ini peserta didik mampu 1) Berkomunikasi antar budaya, 2) Mempertimbangkan dan menumbuhkan berbagai perspektif.

Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan. Dalam elemen ini peserta didik mampu 1) Melakukan refleksi terhadap pengalaman kebinekaan, 2) Menghilangkan stereotip dan prasangka, 3) Menyelaraskan perbedaan budaya.

Berkeadilan Sosial. Dalam elemen ini peserta didik mampu 1) Turut serta aktif, membangun masyarakat yang adil, inklusif dan berkelanjutan, 2) Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan Bersama, 3) Memahami peran individu dalam demokrasi.

Gotong Royong. Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Gotong Royong:

Kolaborasi. Dalam elemen ini berarti seorang peserta didik mampu 1) Bekerjasama, 2) Berkomunikasi untuk mencapai tujuan Bersama, 3) Menumbuhkan rasa saling ketergantungan positif (menyadari peran dirinya dan peran orang lain dalam kontribusinya dalam pencapaian tujuan kelompok), 4) Koordinasi Sosial (melakukan koordinasi demi pencapaian tujuan Bersama.

Kepedulian. Dalam elemen ini peserta didik mampu 1) Tanggap terhadap lingkungan, 2) Persepsi sosial (memahami dan menghargai lingkungan sosialnya, untuk memunculkan situasi yang sejalan dengan kesejahteraan lingkungan sosialnya), 3) Berbagi (memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan Bersama.

Mandiri. Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Mandiri:

Pemahaman diri dan situasi. Dalam elemen ini peserta didik mampu 1) Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi, 2) Mengembangkan refleksi diri.

Regulasi Diri. Dalam elemen ini peserta didik mampu 1) Mengelola regulasi emosi, 2) Menetapkan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri dan prestasi, 3) Memiliki inisiatif bekerja secara mandiri, 4) Mengembangkan kendali dan disiplin diri, 5) Percaya diri, resilien dan adaptif

Bernalar Kritis. Berikut elemen dan sub elemen dari dimensi Bernalar Kritis yaitu memperoleh dan memproses informasi dan gagasan. Dalam elemen ini berarti seorang peserta didik mampu:

Mengajukan pertanyaan (untuk mengumpulkan data yang akurat)

Mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengolah informasi dan gagasan

Menganalisa dan mengevaluasi penalaran

Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri.

Kreatif. Berikut beberapa elemen dan sub elemen dari dimensi Kreatif:

Menghasilkan gagasan yang orisinal

Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal

Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan.

Keenam dimensi profil pelajar Pancasila perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Guru perlu mengembangkan keenam dimensi tersebut secara menyeluruh sejak pendidikan anak usia dini. Profil Pelajar Pancasila dibentuk sebagai usaha pengembangan Sumber Daya Manusia unggul yang bersifat holistik, dan tidak berfokus pada kemampuan kognitif saja. Karena itu, Profil Pelajar Pancasila juga merupakan suatu capaian dari proses pembelajaran lintas disiplin. 

Dalam pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Kemendikbudristek telah menyiapkan 7 (tuhuh) tema, yaitu: 1) gaya hidup berkelanjutan, 2) kearifan lokal, 3) Bhineka Tunggal Ika, 4) bangunlah jiwa dan raganya, 5) suara demokrasi, 6) berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, dan 7) kewirausahaan. Walaupun demikian, guru atau satuan pendidikan dapat mengembangkannya menjadi tema-tema yang lebih relevan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan. Berbagai kegiatan bisa dilaksanakan untuk implementasi Proyek Penguatan Pelajar Pancasila seperti kegiatan sosial-budaya, pentas seni, teknologi ramah lingkungan, pameran hasil kerajinan, pameran produk makanan lokal, kegiatan keagamaan, dan sebagainya. 

Perlu diingat, bahwa menanamkan nilai-nilai Pancasila bukan hanya melalui proyek, tetapi guru dapat juga menggunakan strategi atau metode lain yang relevan. Inilah sebenarnya substansi dari pembelajaran yang merdeka.

Semoga bermanfaat.

 

Ditulis oleh Badrudin (Guru PPKn di MTs Negeri 3 Bogor)